hujan yang aku nanti kini datang juga
mengikis kering sepanjang kemarau memeberikan kehidupan pada sang bumi
benih-benih harapan indah bersemi di ladang sang petani
menumbuhkan tunas dalam mimpi mereka
bahwa akan kembali hijau bukit yang meranggas yang tadinya kakaringan
tapi kecemasan itu datang bersama gelegar petir
hujan menggila
retak tanah membongkah
lalu bergeser sampai ke lembah
di batas ladang mereka terpaku
memintal-mintal mimpi yang bergeser dari tebing
tergerus curah hujan yang dinanti berbulan-bulan
hutan yang telanjang tak mampu menahan keringat
pori-porinya melebar digantang panas
harapan petani longsor ke sungai
banjir air mata tak terbendung tangan mereka yang melepuh
dan kau hanya berpantun tanpa rima
melempar gelisah pada tangan mereka
Komentar